Karya : Siti Humairah Nurdzulhijjah Lubis (Siswi Kelas XII MIPA 4) Bumi kita sudah tua Langitnya kian kelabu Tanah hijaunya hangus tinggal debu Bumi kita sudah renta Isinya habis dibabat manusia Tamak, rakus, Memperbesar perut saja tahunya Reboisasi? Reklamasi? Tak ada itu semua Apalagi hendak dikata? Menangis tak ada untung Menyesali? Terlambat sudah Tak usah bicara Mari kita berbaring sambil berdoa Binjai, 13 September 2019
Read MoreKategori: Puisi
Puisi: Roda
Karya :Mutiara Aisyah (Siswi Kelas XII MIPA 1) Ketika padang rumput hijau berubah Jadi bumi putih yang dingin Awan di sisi kahtulistiwa tak henti menangis Sedang padang pasir tetap tandus Kala kicauan dara memilukan Jatuh ia karena sayap-sayapnya patah Hutan pun berduka Tapi, nanti Dara akan kembali terbang dan bernyanyi Rintik-rintik yang sendu jadi cahaya Salju-salju pergi Hanya tandus yang tetap pada padang pasirnya Binjai, 14 September 2019
Read MorePuisi: Waktu Nikmati Kopi
Karya : Azzaky Al Faiq Agma (Siswa Kelas XII MIPA 1) Sirna sudah kala temaram Riak merongrong pasir terbentang Tak ada bedil jua belati Sekarang waktu nikmati kopi Tapi kamerad, janganlah lupa Jejak kecil bersijingkat di tanah ini Penyamun merebung di Selat Malaka Tersenyum kecut Sang Adipati Aih, esok yakin darah meranah Siapakah empunya? Sultan Deli mencumbu Negeri Melayu Erat merayu lentik nang boru Menetak merih segala lindap Songket dan ulos jadi seikat Negeri Suralaya terang berandang Kelu jauh ia di ambang Sudah kubilang sekarang…
Read MorePuisi: Pulang Si Kecil
Pulang Si Kecil Karya : Azzaky Al Faiq Agma Semburat jingga menyingkap retina Menenun karsa dalam pujangga Kelontong cicit mongol ulur gerai Potongan sepatu pelik ditikam rinai Si Kecil menggeram Pupil pekat menyusup kelam Sisa telur gulung menggertak pualam Untuk dijual masuk dua logam Merangkul ibu, merongrong nestapa Rinai hujan semakin berani Bak Fatih penakluk tanah tirani Si Kecil menggurat mobil hitam priayi Membelah rinai menembus kalut Baju putih celana merah terenggut Basah, kotor, bau! Rumah getir enggan berdiri Pintu malu mengernyit pelan Menjamah tubuh…
Read MorePuisi: Ingar Bingar Dalam Diam
Ingar Bingar Dalam Diam Karya : Meilana Faradiba Gerbang peradaban telah dibuka Dipenuhi isu tak menggiurkan Menampikkan sebuah lara yang seharusnya mendampingi Tak terdengar suara berisik Atau sekedar membisik Bahkan ketika sakratul maut-pun tak lagi bisa berteriak Sehingga tak ada yang mengusik, Seolah laringnya memang sengaja untuk didekap Katanya kita adalah makhluk sosial Selalu membutuhkan bukan malah menjauhkan Selalu memeluk bukan malah menusuk Selalu merangkul bukan malah memukul Tapi nyatanya itu terjadi dalam dunia maya kita Mereka bilang kita makhluk sosial Yang mencintai lingkungan…
Read More